Kanker Prostat, Gejala dan Pengobatan
>> Wednesday, February 24, 2010
7TD97PVWRUSE Kaum pria yang telah memasuki usia 50 tahun, selayaknya waspada. Satu dari lima pria di atas usia 50 tahun, selama ini diyakini menderita kanker prostat. Penyakit ini, menduduki peringkat ke empat sebagai penyakit kanker pembunuh kaum Adam di tanah air, setelah kanker paru-paru dan kanker usus.
Kanker jenis ini memang berbahaya karena pada stadium awal sulit dideteksi. Meskipun dianjurkan untuk melakukan deteksi dini sebelum menginjak usia 50 tahun, namun untuk kasus kanker prostat, biasanya dilakukan pada pria berusia 40 tahun ke atas. Karena pada masa ini, tubuh memproses hormon testosteron menjadi dihydrotestosteron. Bagi pria, penyakit prostat dipicu oleh hormon testosteron yang diproduksi testis pria. Makin tua usia pria, hormon ini berubah menjadi dihydrotestosteron yang mempengaruhi perkembangan sel prostat hingga kelenjar prostat tumbuh menjadi besar. Jadi jika anda menginjak usia 40 tahun, ada baiknya anda melakukan cek kesehatan untuk memastikan apakan anda menderita penyakit ini. Pemeriksaan itu berupa pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG kelenjar prostat, dan pemeriksaan kadar Prostate Specific Antigen (PSA) dalam darah. Kalau cepat melakukan deteksi dini, harapan kesembuhan bisa 70 persen.
Kanker prostat dikelompokkan menjadi:
- Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
- Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA.
- Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
- Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).
Pada tahap awal, kanker prostat umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun ada beberapa gejala atau keluhan yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
- Buang air kecil harus mengejan
- Sulit menahan buang air kecil
- Tidak dapat buang air kecil sama sekali
- Buang air kecil terasa sakit atau panas
- Terdapat darah dalam air seni dan air mani
- Terasa sakit saat ejakulasi
- Timbul rasa nyeri atau kaku di daerah bokong, panggul, dan pangkal paha
Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal).
Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang).
Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia.
Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.
- Gejala lainnya adalah: Segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
- Nyeri ketika berkemih
- Nyeri ketika ejakulasi
- Nyeri punggung bagian bawah
- Nyeri ketika buang air besar
- Nokturia (berkemih pada malam hari)
- Inkontinensia uri (beser)
- Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
- Hematuria (darah dalam air kemih)
- Nyeri perut
- Penurunan berat badan.
Pada tahap deteksi dini, dokter akan melakukan serangkaian pengecekkan kesehatsn prostat menggunakan alat ultrasonografi yang dimasukkan ke dubur. Bisa juga dengan mengukur kecepatan pancaran air seni (air kencing) dari penis.
Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada penderita BPH.
- Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Analisa air kemih
- Sitologi air kemih atau cairan prostat
- Biopsi prostat.
Pembengkakan prostat pada para pria memang tak bisa dihindarkan. Hingga kini, belum ditemukan metode pencegahan untuk penyakit prostat dan kanker prostat.
# Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya: Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran
# Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.
0 comments:
Post a Comment